Berbicara tentang pendidikan pasti kita mengenal sosok tentang Ki Hajar Dewantara,dengan itu kali ini kami akan mengupas tentang perjalanan Ki Hajar Dewantara dan Hari pendidikan nasional nya Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Pendidikan Nasional Dipandangan Ki Hajar Dewantara.
Dari di sinilah kita, siap sedia memberi korban yang
sesuci-sucinya… sungguh, korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang
paling ringan… memang awan tebal dan hitam menggantung di atas kita. (Ki Hadjar Dewantara).
Siapa yang gak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara,
tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Ki Hadjar pun
aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam. Ajaran
kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan
masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus
mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga
yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri
tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap
dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat
menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso,
Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau
menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Karena
itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi
dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih
kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja. Sehingga artinya Tut Wuri
Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan
moral dan semangat kerja dari belakang.
Memaknai Hari Pendidikan Nasional
Tanggal 2 mei bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Tanggal 2 mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di Indonesia
diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di
Indonesia. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi dan mendedikasikan
dirinya untuk pedidikan, di kala itu tahun 1922 Ki Hajar Dewantara
mendirikan institusi pendidikan yang bernama Sekolah kerakyatan di
Yogyakarta.
Sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah. Waktu itu bangsa
Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan
belanda. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putra
bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan.
Hasilnya pun terbukti, kita sekarang sudah merdeka. Namun apakah
semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih
tejaga hingga saat ini.
Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih
tergolong negera yang masih berkembang, kualitas pendidikan masih kalah
tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Padahal
kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka, yang
lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi
guru dan pengajar di Malaysia.
Kenapa kita jadi tertinggal ?, atau bahkan mungkin pendidikan kita
berjalan ditempat ?, atau lebih parahnya lagi kualitas pendidikan kita
saat ini menurun ?. Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas
seluruh sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan
bangsa-bangsa di Dunia ini.
Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak
mempunyai keahlian, pengangguran dimana-mana. Apa yang salah dengan
bangsa ini ?. Padahal sekarang sekolah sudah lebih banyak dari pada
zaman kita belum merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar